Susu fermentasi yang telah
dikenal masyarakat adalah yogurt. Ternyata ada jenis susu fermentasi lain yang
memiliki cita rasa eksotis, yaitu kefir. Jika dinikmati, seperti ada yang mendesis
di rongga mulut, sangat menggoda ketika diteguk, sebagai paduan rasa asam,
sedikit rasa alkohol dan soda, begitu segar. Kefir juga sangat bermanfaat bagi
yang tidak toleran terhadap laktosa, dan dipercaya dapat menyembuhkan beberapa
penyakit seperti diabetes, darah tinggi, asma, jenis tumor tertentu, dan
arteriosklerosis.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat akan makanan dan minuman yang menyehatkan, susu fermentasi dewasa ini berkembang pesat baik kualitas maupun kuantitasnya. Upaya menarik minat konsumen terhadap jenis bahan pangan ini juga terus dilakukan oleh produsen dengan mendidik masyarakat melalui iklan akan manfaatnya bagi kesehatan sekaligus menawarkan berbagai varian produknya. Jenis susu fermentasi bentuk cair yang telah dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah yogurt beserta produk pengembangannya, dengan rasa manis, flavor coklat dan buah-buahan untuk meningkatkan selera, serta warna yang beragam agar penampilan produk lebih menarik. Terakhir, minuman tersebut telah diperkaya dengan mikroba yang memiliki sifat probiotik seperti Bifidobacterium sp. Dan Lactobacillus sp., di samping Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus Selain yogurt, di kalangan masyarakat tertentu terdapat jenis susu fermentasi yang belum populer namun berpotensi untuk dikembangkan yaitu kefir. Kefir berasal dari pegunungan Kaukasus di antara Laut Hitam dan Laut Kaspia, Rusia Barat Daya. Kefir memiliki nama yang berbeda-beda seperti kippe, kepi, khapov, khephir, dan kiaphir. Jenis susu fermentasi ini telah banyak dikonsumsi di beberapa negara Asia dan Scandinavia.
Kefir adalah susu
fermentasi yang memiliki rasa, warna dan konsistensi yang menyerupai yogurt dan
memiliki aroma khas yeasty (seperti tape). Kefir diperoleh melalui proses
fermentasi susu pasteurisasi menggunakan starter berupa butir atau biji kefir
(kefir grain/kefir granule), yaitu butiran-butiran putih atau krem dari
kumpulan bakteri, antara lain Streptococcus sp., Lactobacilli dan beberapa
jenis ragi/ khamir nonpatogen. Bakteri berperan menghasilkan asam laktat dan
komponen flavor, sedangkan ragi menghasilkan gas asam arang atau karbon
dioksida dan sedikit alkohol.
Itulah sebabnya rasa kefir
di samping asam juga sedikit ada rasa alkohol dan soda, yang membuat rasa lebih
segar, dan kombinasi karbon dioksida dan alkohol menghasilkan buih yang
menciptakan karakter mendesis pada produk.
Manfaat Kefir
Sebagai minuman yang
bergizi tinggi dengan kandungan gula susu (laktosa) yang relatif rendah
dibandingkan susu murni, kefir sangat bermanfaat bagi penderita lactose
intolerant atau tidak tahan terhadap laktosa, karena laktosanya telah dicerna
menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase dari mikrobia dalam biji
kefir. Di samping itu, kefir juga dipercaya oleh sebagian masyarakat dapat
menyembuhkan beberapa penyakit metabolisme seperti diabetes, asma, dan jenis
tumor tertentu, walaupun penelitian secara ilmiah tentang hal itu belum
dilakukan. Di Rusia, konsumsi kefir dianggap penting karena kemampuan probiotik
dan peranan sebagai penunjang kesehatan. Di negara tersebut kefir digunakan
secara luas di rumah sakit dan sanatorium sebagai makanan bagi pasien yang
mengalami gangguan pencernaan, arteriosklerosis, kelainan metabolisme seperti
tekanan darah tinggi, dan makanan bagi anak-anak kecil.
Komposisi Kefir
Kadar asam laktat kefir
berkisar 0,8-1,1%, alkohol 0,5-2,5%, sedikit gas karbon dioksida, kelompok
vitamin B serta diasetil dan asetaldehid. Komposisi dan kadar nutrisi kefir
adalah air 89,5%, lemak 1,5%, protein 3,5%, abu 0,6%, laktosa 4,5% dengan nilai
pH 4,6. Komponen dan komposisi ini bervariasi, bergantung pada jenis mikrobia
starter, suhu, lama fermentasi, serta bahan baku yang digunakan. Bahan baku
susu yang berkadar lemak tinggi menghasilkan kefir dengan kadar lemak yang
tinggi, dan sebaliknya penggunaan susu skim menghasilkan kefir dengan kadar
lemak yang rendah. Banyak sedikitnya asam laktat dan alkohol dalam kefir sangat
dipengaruhi oleh kadar laktosa bahan baku, jenis mikrobia starter, dan lama
fermentasi.
Starter Kefir
Biji kefir berbentuk
seperti kembang kol, berwarna putih kekuningan dengan diameter tiap butirnya
2-15 mm dan bobot tiap butir hanya beberapa gram saja. Bakteri asam laktat dan
khamir yang hidup bersimbiosis dan tumbuh di dalam biji kefir berada dalam perbandingan
yang seimbang. Bakteri asam laktat yang berbentuk batang akan menempati lapisan
perifer (luar) biji, sedangkan ragi ada di dalam intinya. Biji kefir yang
diinokulasikan ke dalam susu akan mengembang (diameternya mem besar) dan
warnanya menjadi kecoklatan karena diselubungi partikel-partikel susu.
Setelah fermentasi
selesai, biji kefir dapat dipanen kembali dengan disaring dan dapat digunakan
kembali sebagai inokulum. Kefir yang dihasilkan juga dapat dijadikan sebagai
bulk starter untuk membuat kefir berikutnya dengan menambahkan 3-5% kefir ke
dalam susu pasteurisasi. Aktivasi biji kefir kering sebelum digunakan sebagai
starter perlu dilakukan dengan cara merendam biji kefir dalam susu steril
selama beberapa jam dengan konsentrasi 10-12% berat/volume pada suhu ruang
sampai mengembang, dilakukan tiga kali seminggu.
Sampai saat ini, biji
kefir masih sulit diperoleh di Indonesia karena jumlahnya terbatas dan belum
dipasarkan secara komersial. Kelangkaan ini merupakan peluang bagi kita untuk
dapat membuat starter berbentuk lain, seperti dalam pembuatan yogurt dengan
starter berbentuk cair.
Pembuatan Kefir
Kefir dibuat melalui
fermentasi susu yang telah dipasteurisasi dan diinokulasi biji kefir selama
waktu tertentu. Bahan yang diperlukan dalam pembuatan kefir adalah susu segar
dan starter berupa butir-butir kefir dengan peralatan seperti panci email,
pengaduk, saringan plastik, dan kompor/pemanas.
Langkah pembuatan kefir
adalah sebagai berikut:
• Susu segar dengan total
padatan 11-12% dipasteurisasi, yaitu dipanaskan pada suhu 85- 90oC selama 30
menit, kemudian didinginkan sampai mencapai suhu kamar (±28oC).
• Ke dalam susu
pasteurisasi dimasukkan 3% butir-butir kefir dan diaduk merata.
• Dibiarkan/diinkubasi
selama 20-24 jam (semalam) pada suhu kamar (suhu 25-37oC) agar proses
fermentasi berlangsung.
• Bila susu sudah
menggumpal lalu disaring dengan menggunakan saringan plastik untuk mendapatkan
butir-butir kefir kembali.
• Kefir yang sudah
disaring siap untuk diminum dengan atau tanpa tambahan pemanis sesuai selera.
Bila tidak langsung dikonsumsi dapat dimatangkan (aging) dahulu selama 1-3 hari
pada suhu 5-10oC. Penyimpanan dalam lemari pendingin akan memperpanjang masa
simpan. Selain pemanis, dapat pula ditambahkan flavor jika suka.
• Butir-butir kefir yang
diperoleh dicuci dengan air matang dingin untuk dipakai lagi pada waktu lain,
demikian seterusnya.
(Sumber : E-book Kefir
Litbang)
Note
: Tetapi jangan salah ya... Kefir Al-Firdaus produk Rumah Terapi ‘Ummu Zahra’ tidak
mengandung alkohol (100% halal), kelebihan lain : tidak berlemak, extra madu
dan konsentrasi tinggi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar