Oleh : Wahyudi Widada, S. Kp. M. Ked.
(Dosen Patobiologi Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember)
Asam urat,
gout, pirai sendi adalah penyakit yang terjadi karena penumpukan asam urat
dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat meningkatnya produksi, menurunnya
pembuangan melalui ginjal, atau akibat peningkatan asupan makanan yang kaya zat
purin. Asam urat atau uric acid
merupakan produk akhir dari penghancuran purin, yaitu salah satu komponen asm
nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah, zat purin
terdapat dalam tubuh manusia dan dapat ditemukan pada semua makanan yang
bersumber dari sel hidup.
Berdasarkan
penyebabnya, asam urat digolongkan atas penyakit gout primer dan sekunder.
Secara medis 99 persen jenis penyakit gout primer belum diketahui penyebabnya (idiopatik). Dugaan umum penyebab pada
kasus gout primer berkaitan dengan kombinasi faktor genetis dan faktor hormonal
yang menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dimana pada akhirnya dapat
mengakibatkan terjadinya peningkatan produksi asam urat atau berkurangnya
pengeluaran asam urat melalui ginjal.
Peningkatan
produksi asam urat juga bisa dikarenakan penyakit darah (penyakit sumsum
tulang, polisitemia), obat-obatan
(alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12) atau karena obesitas (kegemukan) dan
tingginya kadar trigliserida. Adapun rasa sakit yang sering terjadi pada sendi
dalam kasus gout (asam urat) disebabkan karena tebentuknya endapan kristal
monosodium urat monohidrat pada sendi atau tendon (urat keras yang
menghubungkan otot dengan tulang). Proses pengendapan tersebut dapat menyebabkan
peradangan akut dan umum dikenal sebagai arthritis
gout atau reumatik gout.
Gejala awal
serangan reumatik gout adalah tejadinya nyeri di pangkal ibu jari kaki sebelah
dalam, tungkai atau pergelangan kaki pada pagi hari. Padaa bagian tersebut akan
nampak membengkak, kemerahan, terasa panas/hangat dan nyeri bila disentuh
ataupun dibuat jalan. bagian tersebut
akan nampak membengkak, kemerahan, terasa panas/hangat dan nyeri bila disentuh
ataupun dibuat jalan. Selanjutnya secara klinis dampak gout (penyakit asam
urat) adalah terbentuknya tofus
(tumpukan kristal padat dan keras), benjolan pada sendi, atau bahkan deformitas
(kelainan bentuk tulang).
Bekam pada
kasus asam urat bertujuan untuk membuang
toksin dan hasil metabolit lain (asam urat, kolesterol, dll) yang sudah rusak
dan menjadi sampah sehingga dapat memberikan dampak merusak bagi tubuh. Selain
itu juga untuk memperbaiki fungsi ginjal, sehingga dapat memetabolisme dan
membuang kelebihan asam urat dengan lebih baik.
Bekam juga
menstimulasi pelepasan endorphin dan enkefalin yang berperan dalam mengurangi
kepekaan (sensitifitas) terhadap nyeri. Kedua zat ini dilepaskan karena
terjadinya nyeri ringan akibat isapan dan sayatan alat bekam. Nitrit Oksida
(NO) adalah zat yang
berperan meningkatkan pelepasan kedua zat ini di bagian tertentu pada otak,
dikarenakan beberapa faktor eksternal seperti cidera dan luka.
Sebagai
contoh pengaruh stimulasi endorphin dan enkefalin adalah, ketika sedang asyik
bekerja seseorang tidak akan merasakan luka ringan yang mungkin sangat nyeri
sehabis kerja di saat badannya sudah tenang dan mengetahui dirinya terluka. Kondisi
kejiwaan yang baik lebih mendukung untuk membantu pelepasan semua zat tersebut,
karena zat tersebut dikenal sebagai zat
pengatur kegembiraan internal (endogenous
pleasure substances). Pelepasan zat tersebut akan berkurang apabila kondisi
kejiwaan memburuk. Sementara, berdasarkan penelitian –skripsi- yang telah saya
lakukan bersama Ulfin pada tahun 2012, bekam terbukti efektif untuk menurunkan
nyeri pada pasien hiperuric (kelebihan asam urat). Kenyataannya, rangsangan pada
kulit berupa sentuhan, pijatan, jarum akupunktur, terlebih sayatan pisau bekam
akan menyebabkan sel mast melepaskan beberapa zat seperti serotonin, histamin,
bradikinin, slow reacting substance
(SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui.
Histamin
bermanfaat dalam proses perbaikan sel yang sakit, anti radang, serta memacu
pembentukan reticulo endothelial cell, yang akan meningkatkian daya rsistensi (daya
tahan) dan imunitas (kekebalan) tubuh. Di sisi lain, berbagai zat yang
dilepaskan akibat mekanisme bekam tersebut menyebabkan terjadinya pelebaran
pembuluh darah kapiler. Efek pelebaran juga dapat terjadi di tempat yang jauh
dari tempat pembekaman. Reaksi-reaksi itu menyebabkan terjadinya perbaikan mikrosirkulasi
pembuluh darah yang memicu timbulnya efek relaksasi (pelemasan) otot-otot yang
kaku.
Bahkan
seorang ilmuwan Jerman, Johan Opelli,
telah membuktikan bahwa perangsangan pada titik-titik meridian dengan bekam
dapat mencapai 10 kali lipat efek pelepasan berbagai zat yang telah disebutkan,
dibanding dengan menggunakan jarum akupunktur. Sementara di penelitian berbeda
menunjukkan pembekaman di kulit akan menstimulasi kuat syaraf permukaan kulit
yang dilanjutkan pada cornu posterior
medulla spinalis melalui syaraf A-delta dan C, serta traktus spino thalamicus ke arah thalamus yang akan menghasilkan
endorphin. Sedangkan sebagian rangsangan lainnya akan diteruskan melalui
serabut syaraf eferen simpatik menuju motor neuron dan menimbulkan refleks
intubasi nyeri. Efek lainnya adalah dilatasi (pelebaran) pembuluh darah kulit
dan memperbaiki kerja jantung.
Adapun titik
bekam yang dianjurkan pada kasus asam urat adalah pada titik alkahil, katifain, al warik, betis belakang, tumit dalam, punggung kaki luar dan belakang ibu jari kaki.
Wallohu A’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar