Jumat, 12 Oktober 2012

PERAWATAN LUKA DIABET

              Bagi penderita diabet yang mengalami luka, pada umumnya di kaki (ujung-ujung jari) dan dikenal juga dengan istilah gangrene/gangren baik masih minim/kecil ataupun terbuka, berlubang, bernanah dan bentuk luka lainnya tidak perlu khawatir. Insya Alloh bisa kembali pulih seperti sedia kala dengan melakukan perawatan luka dengan herbal yang diolah sendiri maupun yang tersedia dalam kemasan. Untuk itu hindari amputasi, karena pemangkasan organ sungguh tidak menyelesaikan masalah, apalagi biasanya amputasi tak cukup sekali, melainkan bisa berulang kali sampai seseorang kehilangan kakinya.
                Perawatan luka bagi penderita diabet, Insya Alloh tidak sulit dengan mengandalkan herbal andal, diantaranya
madu, minyak zaitun, habbatussauda, inai (daun pacar), kunyit dan lainnya. Adapun cara perawatan diabet dilakukan sesuai kondisi luka dan sebaiknya diamati dengan cermat terlebih dahulu kondisi kaki pasien khususnya :
1.      Bagi mereka yang divonis menderita diabet atau seseorang mengalami gejala diantaranya sering kesemutan, rasa panas (wedangan : bahasa jawa), rasa tebal di telapak kaki, keram, badan sakit semua terutama malam hari. Medis konvensional menyebutnya gejala neuropati, hal ini merupakan akibat kelainan urat syaraf karena meningkatnya kadar gula dalam darah yang bisa merusak urat syaraf penderita dan mengakibatkan hilang atau menurunnya rasa nyeri pada kaki, sehingga apabila penderita mengalami trauma kadang-kadang tidak terasa. Usaha terapi terhadap gejala tersebut adalah melazimkan bekam, terutama di area yang sakit atau panas atau di sekitarnya, biasanya di punggung kaki bawah lutut. Sedangkan mereka yang merasakan sakit badannya dilakukan pembekaman di area sunnah antara lain kahil (punuk), katifain (pundak), dan ad-dohru (pinggang) / area pankreas.
2.      Bila yang terlihat pada kaki pasien muncul bercak hitam pada permukaan kulit sebagai indikasi penyumbatan pembuluh darah besar dan sedang oleh gumpalan darah, atau disebut juga angiopati diabetic yang cenderung mengganggu aliran/asupan nutrisi dan oksigen. Bila tidak segera diatasi, penyumbatan ini berpotensi jadi luka dengan tanda-tanda merah kehitaman pada permukaan kulit, dan kadang menimbulkan bau. Kondisi tersebut bisa diatasi dengan pembekaman rutin di area lutut dan di sekitar area yang mulai menghitam. Pembekaman bertujuan melepaskan penyumbatan melancarkan peredaran darah. Sedangkan bercak hitam Insya Alloh akan  hilang seiring dengan lancarnya peredaran darah, atau bisa dirawat dengan mengoleskan zaitun secara rutin untuk mempercepat regenerasi dan pembersihan kulit.
3.      Kondisi lainnya, ada gejala luka berupa kemerahan, bentuknya kecil dan bila ditekan terasa nyeri, juga terasa panas dan bengkak seperti kulit jeruk yang mengelupas. Pada kulit yang demikian biasanya ditemukan lepuhan kecil atau besar berisi cairan yang bisa pecah. Bila menjumpai kondisi demikian, segera lakukan pembekaman di sekitarnya sembari dioleskan madu atau zaitun. Insya Alloh pembekaman efektif mengurangi nyeri dan mempercepat pemulihan gejala luka tersebut. Bila luka pecah, andalkan madu atau serbuk habbatussauda, atau parutan kunyit dan daun pacar yang ditumbuk atau yang sudah halus diaduk dengan madu.
4.       Untuk luka gangren yang sudah terbuka dan membusuk, bersihkan luka secara rutin dengan minyak zaitun atau minyak habbatussauda, lalu menutup luka dengan madu, atau parutan kunyit secukupnya dan daun pacar (inai) yang dicampur zaitun atau minyak habbatussauda. Perawatan dilakukan minimal dua hari sekali ditambahkan atau digantikan ramuan kunyit, daun pacar dan zaitun. Agar menetap efektif sebaiknya ramuan kunyit dan lainnya diikat dengan perban. Bila ada bias juga ditambahkan daun bidara 7 lembar yang ditumbuk halus bersama daun pacar. Selama dalam ikatan, ramuan yang dibalurkan sebaiknya diteteskan zaitun atau minyak habbatussauda sehingga meresap bersama ramuan.
5.     Penting juga diperhatikan jika pasien punya riwayat kesyirikan atau sihir dengan indikasi menyimpan jimat atau barang-barang yang dianggap punya petuah, atau menuntut ilmu-ilmu tertentu yang dilarang Islam, penting dilakukan terapi ruqyah secara rutin sehingga pengaruh sihir terlepas. Meski demikian pembaluran dengan herbal tetap dilakukan.
Takaran herbal yang digunakan disesuaikan dengan area luka, sekurangnya bisa menggunakan secangkir madu murni, 3 rimpang kunyit sekitar 4 cm, ditambah 11 lembar daun pacar cina (inai), tambah 1 - 2 sendok zaitun diaduk rata. Adapun untuk membuka balutan perban dibantu dengan meneteskan zaitun, dan membersihkan luka dengan minyak habbatussauda.
Bila terjadi pendarahan saat perawatan segera ditutup dengan madu dan perban untuk menghentikan/menutup dan dibalut. Penggunaan herbal ini dimaksudkan sebagai anti bakteri, kuman dan virus, juga Insya Alloh membangun kembali atau memperbaiki jaringan pembuluh darah yang rusak sekaligus menyerap nanah.

Wallohu A’lam

Sumber : Tabloid Bekam Edisi 3 (Cetakan ke 2) / TH. 2 / 2011

NB : Untuk perawatan luka diabet, Ummu Zahra menyarankan menggunakan produk kami minyak ‘ZaitSuper Herba’, merupakan hasil fermentasi madu, zaitun, habbatussauda dan minyak biji anggur.
                
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar